Setnov Baca Puisi, Hakim Mengerutkan Dahi...


Hakim Ketua Yanto sempat mengerutkan dahi dan tertegun sembari membiarkan Setnov melanjutkan pembacaan puisinya hingga usai.
Berikut kutipan puisi Setnov..

Di kolong meja, ada debu yang belum tersapu,
ada pembantu sering pura pura tak tahu.
Di kolong meja, ada biangnya debu
yang memang sengaja tak disapu,
bersembunyi berlama - lama
pada takut dakwaan melintas membebani bahu.
Di kolong meja tersimpan cerita seorang anak manusia …
Dari hari ke hari meraih ilmu dalam keterbatasan,
untuk cita - cita kelak yang bukan semu.
Tanpa lelah dan malu bersama debu menghirup udara kelabu.
Di kolong meja, mendadak muncul cerita sukses anak manusia,
yang semula bersahaya akhirnya bisa diikuti siapa saja,
karena cerdas caranya bekerja.
Di kolong meja, ada lantai yang mulus tanpa cela,
ada pula yang terjejak.
Bergelombang siap menganga, menghadang segala cita - cita.
Apabila ada kesalahan membahana, kolong meja siap membelah, menerkam tanpa bertanya, bahwa sesungguhnya, ada beberapa sosok yang sepatutnya jadi sasaran.
Di kolong meja, ada pecundang yang bersembunyi sembari cuci tangan, cuci kaki, cuci muka, cuci warisan kesalahan.
Apakah mereka akan senantiasa di sana, dengan mental banci?
Berlumur keringat ketakutan dan sesekali terbahak, melihat teman jadi korban tontonan…

Jakarta 5 April 2018.

0 comments